Jakarta Pojoktimur.com – Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis hasil survei terbaru tentang perkembangan elektabilitas tiga capres papan atas di sembilan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar. Hasilnya, Prabowo Subianto unggul di lima provinsi. Ganjar Pranowo dominan di dua provinsi, sedangkan Anies Baswedan memimpin di satu provinsi. Sementara itu di satu provinsi persaingan Prabowo dan Ganjar sangat ketat sehingga sulit untuk disimpulkan siapa yang unggul.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif LSN, Dr. Gema Nusantara Bakry dalam memaparkan kesimpulan dari hasil survei nasional terbaru yang dilaksanakan LSN pada 24 Mei s/d 3 Juni 2023 di provinsi di seluruh Indonesia, Jakarta, 11 Juni 2023
Menurutnya, Populasi dari survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang telah berumur minimal 17 tahun (memiliki e-KTP). Jumlah sampel sebanyak 1420 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling).
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden dipandu kuesioner. Sedangkan ambang kesalahan (margin of error) yang ditetapkan dalam survei ini sebesar +/- 2,6% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) 95%. Validasi data mengacu pada data kependudukan yang dikeluarkan BPS.
“Berdasarkan pemetaan melalui analisis tabulasi silang atas hasil survei nasional LSN di sembilan provinsi terbesar, ternyata Prabowo Subianto leading di lima provinsi, yakni Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan. Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan dan PPP unggul mutlak di dua provinsi (Jawa Tengah dan Lampung), sedangkan Anies Baswedan berjaya di satu provinsi saja (DKI Jakarta),” ungkapnya.
“Sementara di Provinsi Jawa Timur, secara metodologi sulit untuk disimpulkan siapa yang teratas karena selisih elektabilitas antara Prabowo dan Ganjar sangat tipis,” sambungnya
Di Jawa Barat, Prabowo unggul mutlak atas Ganjar dan Anies,sebanyak 53,2% responden asal Jawa Barat mengaku akan memilih Prabowo, lalu 22,5% menyatakan pilih Anies dan 20,4% memilih Ganjar, sementara 3,9% masih belum dapat menentukan pilihannya (undecided).
Di Provinsi Banten, keunggulan Prabowo atas Ganjar dan Anies lebih absolut sebanyak 57,3% responden memastikan pilihannya pada Prabowo, kemudian sebanyak 19,8% mengaku memilih Anies dan 19,2% menjatuhkan pilihan pada Ganjar, sementara 3,7% masih belum dapat menentukan pilihannya (undecided).
“Di Sumatera Utara, jika Pemilu dilaksanakan hari ini Prabowo Subianto juga menang, meski tidak semutlak di Jawa Barat dan Banten. Sebanyak 42,5% responden yang berdomisili di provinsi terbesar di luar Jawa itu menyatakan pilih Prabowo, lantas 40,6% memilih Ganjar dan 13,2% mengaku pilih Anies, sedangkan 3,7% responden masih belum dapat menentukan pilihannya (undecided),” lanjutnya.
Di Sumatera Selatan, Prabowo Subianto unggul atas Ganjar dan Anies lumayan signifikan. Ketika LSN menanyakan kepada responden siapakah yang akan dipilih jika Pemilu dilaksanakan hari ini, sebanyak 38,5% spontan menyebut nama Prabowo, kemudian 28,7% memilih Ganjar dan 24,3% mengaku pilih Anies, sementara 8,5% responden masih undecided. Sedangkan di Sulawesi Selatan, Prabowo memimpin dengan 35,6%, disusul oleh Ganjar dengan elektabilitas 30,2% dan Anies 26,5%, sementara 7,7% responden belum bisa memutuskan memilih siapa (undecided).
Kalau elektabilitas Prabowo leading di 5 provinsi besar, Ganjar Pranowo dominan di dua provinsi besar lainnya. Di Jawa Tengah, hampir pasti dominasi Ganjar tak akan tergoyahkan oleh Prabowo, apalagi Anies. Di provinsi yang sering dijuluki “kandang banteng” itu elektabilitas Ganjar mencapai 58,6% alias unggul jauh dari Prabowo (25,3%) dan Anies (12,8%), sedangkan sebanyak 3,3% masih undecided.
Ganjar Pranowo juga unggul cukup signifikan atas Prabowo dan Anies di Provinsi Lampung. Jika Pemilu dilaksanakan hari ini, sebanyak 40,2% responden memilih Ganjar, lalu 35,4% menjatuhkan pilihan pada Prabowo dan 15,5% mengaku pilih Anies, sementara 8,9% responden masih belum punya pilihan (undecided).
[11/6 17:27] Usman Al Haer: Kepribadian, Kinerja Hingga Endorsement Jokowi Jadi Penopang Elektabilitas Prabowo Cenderung Meningkat
Direktur Lembaga Survei Nasional (LSN) Dr. Gema Nusantara Bakry merilis hasil survei terbaru tentang perkembangan elektabilitas tiga capres papan atas di sembilan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar.
Hasilnya, Prabowo Subianto unggul di lima provinsi. Ganjar Pranowo dominan di dua provinsi, sedangkan Anies Baswedan memimpin di satu provinsi. Sementara itu di satu provinsi persaingan Prabowo dan Ganjar sangat ketat sehingga sulit untuk disimpulkan siapa yang unggul.
Menurut temuan LSN, Kecenderungan meningkatnya elektabilitas Prabowo Subianto dipengaruhi beberapa faktor mulai dari keakrabannya dengan presiden Jokowi, mampu berkinerja terbaik bersama Kabinet Indonesia Maju, hingga kepribadian Prabowo Subianto
“Pertama, faktor endorsement dari Presiden Jokowi. Seperti diketahui, berdasarkan hasil survei LSN dan lembaga-lembaga survei mainstream lainnya, approval rating Presiden Jokowi masih cukup tinggi (sekitar 70%). Sebab itu siapapun yang mendapatkan sinyal endorsement dari Presiden Jokowi berpeluang besar mendulang bonus elektabilitas,” ungkapnya.
Kedua, faktor mengalirnya dukungan dari basis massa Presiden Jokowi. Meskipun PDI Perjuangan telah memutuskan untuk mengusung Ganjar sebagai capres, ternyata para pendukung Jokowi lebih banyak menjatuhkan pilihan pada Prabowo.
“Ketiga, faktor kapabilitas kepemimpinan Prabowo Subianto. Semua lembaga survei telah menyebutkan Prabowo adalah menteri dengan kinerja terbaik dalam 3,5 tahun terakhir. Tak ada satu lembaga riset pun yang menyebut nama lain sebagai menteri berkinerja terbaik,” lanjutnya
Keempat, faktor kepribadian Prabowo yang lebih banyak bersifat positif. Ketua Umum Partai Gerindra itu cenderung mengedepankan politik sejuk, tak pernah melontarkan kritik apalagi ujaran kebencian kepada para kompetitornya, dan selalu mendorong persatuan nasional.
“Kelima, faktor solidnya dukungan dari mesin partai dan konstituen Partai Gerindra. Dibandingkan partai lain, mesin partai dan konstituen Partai Gerindra adalah yang paling solid mendukung capres yang diusung partainya,” urainya.
“Sementara itu mandek-nya elektabilitas Ganjar Pranowo sedikitnya dipengaruhi oleh empat faktor. Pertama, magnet politik Ganjar tidak sekuat Jokowi jelang Pilpres 2014 dan 2019. Sebab itu komponen masyarakat atau komunitas pendukung Ganjar tidak bisa dibandingkan dengan Jokowi,” sambungnya.
Kedua, kapabilitas kepemimpinan Ganjar masih diragukan, mengingat selama ini ia lebih banyak mengekspos diri di media sosial dan kurang menunjukkan gagasan besar bagaimana membuat Indonesia lebih maju.
“Ketiga, Ganjar dipersepsikan publik lebih sebagai boneka atau petugas partai dan bukan seorang pemimpin yang independen dengan karakter yang kuat, “ terang Dr. Gema Nusantara Bakry
Keempat, penolakan Ganjar terhadap kehadiran Timnas Israel yang berbuntut dibatalkannya Indonesia sebagai host Piala Dunia U-20 telah menimbulkan kekecewaan yang meluas di kalangan komunitas sepak bola Tanah Air, khususnya dari generasi muda penggila bola.
Sedangkan terus menurunnya elektabilitas Anies Baswedan menurut analisis LSN disebabkan oleh empat faktor sebagai berikut.
“Pertama, sejak ditetapkan sebagai bakal capres oleh Partai Nasdem, Anies terpenjara oleh sikap politik Surya Paloh yang mendua. Di satu satu bergabung dengan Koalisi Perubahan di sisi lain ingin tetap menjadi bagian status quo pemerintahan. Ini menyulitkan Anies dalam memposisikan diri di depan publik luas,” ungkapnya.
Kedua, ketidakberanian Anies mengumumkan calon wakil presiden (cawapres) yang diinginkan membuat partai-partai pendukung saling wait and see dan tidak segera bergerak melakukan sosialisasi pencapresan Anies melalui mesin partai masing-masing.
Ketiga, Anies ternyata tidak berhasil menggerus suara atau dukungan terhadap Prabowo terutama kaum muslim perkotaan. Mayoritas dari komunitas ini ternyata masih lebih mempercayai Prabowo daripada Anies.
Keempat, karena Anies telah mem-branding dirinya sebagai antitesa Jokowi maka setiap kinerja Jokowi mendapatkan apresiasi positif dari publik akan berdampak pada menurunnya elektabilitas Anies.
“Survei LSN kali ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami kenaikan dibandingkan survei LSN sebelumnya,” tutupnya